Ancaman Kepunahan Burung Maleo di Pulau Sulawesi - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Ancaman Kepunahan Burung Maleo di Pulau Sulawesi

Ancaman Kepunahan Burung Maleo di Pulau Sulawesi
Foto Ilustrasi sumber: soalpetani.blogspot.com


Keunikan dan Keanekaragaman Burung Maleo


Burung Maleo, salah satu hewan endemik Indonesia, telah lama menjadi simbol keanekaragaman hayati di pulau Sulawesi. Dengan bentuk tubuh yang unik dan ciri khasnya, burung tersebut telah menarik perhatian banyak orang. Namun sayangnya, keberadaannya kini semakin terancam. Burung Maleo memiliki ukuran sedang, dengan tinggi kurang dari 60 sentimeter. Ciri khasnya terletak pada kepala yang kecil dan mencolok, serta tonjolan tulang seperti helm di tengkoraknya. Kelompok jantan burung Maleo dapat dikenali melalui kenop di pangkal paruh atasnya. Uniknya, burung-burung ini mampu terbang sejak masih muda, segera setelah menetas. Namun, keberadaan mereka kini semakin terancam.


Ancaman Terhadap Burung Maleo


Salah satu alasan penting mengapa burung Maleo terancam punah adalah pengambilan telur dan perusakan habitat mereka. Menurut Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN, populasi burung Maleo telah menurun lebih dari 80 persen sejak tahun 1980. Saat ini, jumlah burung Maleo yang tersisa hanya sekitar 8.000 hingga 14.000 ekor. Di Sulawesi Barat, pembangunan infrastruktur untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan juga telah mengancam habitat burung tersebut. Dinas Kehutanan Sulawesi Barat telah mencatat 23 desa sebagai tempat bersarang Maleo, tetapi hanya 18 di antaranya dianggap sebagai tempat bersarang aktif. Kehancuran habitat dan aktivitas manusia mengurangi tempat bersarang burung Maleo dan meningkatkan risiko kepunahan mereka.


Pelindungan dan Tantangan


Untuk mencegah kepunahan burung Maleo, penting bagi pemerintah Indonesia untuk memastikan komitmen dalam melindungi dan menjaga keanekaragaman hayati. Selain itu, upaya perlindungan juga memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit atau destinasi wisata di sekitar wilayah sarang Maleo harus dihentikan untuk memastikan keberlanjutan habitat mereka. Selain ancaman manusia, telur burung Maleo juga sering diburu dan dijual ilegal. Pelindungan hukum terhadap burung Maleo dan telurnya perlu ditingkatkan, dengan menegakkan hukuman yang telah ditetapkan. Sebagai pegiat konservasi menekankan, masih ada harapan untuk memulihkan populasi burung Maleo di Sulawesi Barat dengan langkah-langkah politik yang tepat.


Video Terkait:

Tidak ada komentar