Dampak Buruk Perubahan Iklim: Kiamat yang Mematikan - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Dampak Buruk Perubahan Iklim: Kiamat yang Mematikan

Dampak Buruk Perubahan Iklim: Kiamat yang Mematikan
Foto Ilustrasi sumber: www.bbc.com


Para Ilmuwan Mengingatkan Ancaman Buruk dari Perubahan Iklim


Para ilmuwan di seluruh dunia telah mengeluarkan peringatan serius tentang dampak buruk yang akan ditimbulkan oleh perubahan iklim. Makalah terbaru yang diterbitkan dalam jurnal BioScience dan ditandatangani oleh lebih dari 15.000 ilmuwan dari 161 negara menunjukkan bahwa perubahan iklim akan berdampak parah bagi kehidupan di Bumi. Mereka menyatakan bahwa kita mendekati tahap "kiamat" yang semakin dekat dan mengancam keberlangsungan kehidupan kita.


Perlu Upaya Pencegahan Bencana Sebelum Keberakhirannya


Para ilmuwan menyerukan upaya pencegahan bencana sebelum akhir abad ke-21, yaitu pada tahun 2100 - hanya 77 tahun lagi. "Selama beberapa dekade terakhir, para ilmuwan telah konsisten dalam memperingatkan tentang masa depan yang dipenuhi dengan kondisi iklim ekstrem akibat peningkatan suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan pelepasan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer," tulis makalah tersebut. "Sayangnya, kita telah kehabisan waktu." Para peneliti dari Oregon State University (OSU) mengungkap strategi mitigasi yang dapat digunakan untuk mencegah kemungkinan bencana ini.


Dampak yang Mengkhawatirkan pada Sistem Alam dan Sosial-Ekonomi


Makalah ini mencatat bahwa kita bergerak menuju keruntuhan sistem alam dan sosial-ekonomi, yang akan menghadirkan suhu panas yang tidak tertahankan serta kekurangan sumber daya alam, makanan, dan air bersih. Dalam studi tersebut, peneliti OSU dan rekan penulis lainnya membuktikan bahwa sejumlah rekor iklim telah terpecahkan dengan margin yang signifikan pada tahun 2023, termasuk kemunculan musim kebakaran hutan Kanada yang sangat aktif. Hal ini menunjukkan bahwa kita telah mencapai titik kritis menuju rezim kebakaran baru, yang sangat mengkhawatirkan.


Perlu Perubahan Paradigma dan Aksi Nyata


Penulis studi tersebut menunjuk pada fakta bahwa tidak hanya industri bahan bakar fosil yang sangat berpolusi yang bertanggung jawab atas masalah ini, tetapi subsidi pemerintah yang mendukung industri ini juga menjadi akar penyebab efek bola salju perubahan iklim. Makalah tersebut mencatat bahwa antara tahun 2021 dan 2022, subsidi bahan bakar fosil meningkat dua kali lipat dari $531 miliar menjadi lebih dari $1 triliun di Amerika Serikat.


Mereka menegaskan perlunya perubahan pandangan dari isu lingkungan menjadi ancaman sistemik dan eksistensial. Peneliti menekankan pentingnya beralih dari bahan bakar fosil serta mengejar pengurangan konsumsi berlebihan, terutama oleh orang-orang kaya.


Video Terkait:

Tidak ada komentar