Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Membuat Presiden Jokowi Optimistis - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Membuat Presiden Jokowi Optimistis

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Membuat Presiden Jokowi Optimistis
Foto Ilustrasi sumber: katadata.co.id

Indonesia Mampu Bertahan di Tengah Krisis Global


Presiden Joko Widodo (Jokowi) percaya diri bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif di tengah ketidakpastian perekonomian global. Meskipun banyak negara mengalami perlambatan ekonomi dan menjadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia terus bertahan dengan baik. Jokowi menyadari bahwa menjadi pemimpin ekonomi di negara sebesar Indonesia bukanlah tugas yang mudah, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi. Pertumbuhan ekonomi harus meningkat, namun dengan kehati-hatian yang tetap dijaga. "Menahkodai kapal besar negara Indonesia dalam gelombang ketidakpastian ekonomi global sangatlah tidak mudah, kita ingin pertumbuhan ekonomi kita tumbuh lebih baik tetapi harus tetap dalam posisi kehati-hatian. Ekspansif boleh tapi dalam kalkulasi yang super hati-hati," ujar Jokowi saat memberikan arahan dalam Outlook Perekonomian 2024 Indonesia, di St Regis, Jakarta Selatan, Jumat (22/12/2023).


Tantangan di Tengah Krisis Global


Jokowi menekankan bahwa saat ini banyak negara yang menghadapi penurunan ekonomi. IMF memperhatikan 96 negara sebagai pasien mereka, sementara lebih dari setengah negara yang menjadi anggota Asian Development Bank (ADB) juga menghadapi tantangan keuangan yang berat. "Saat bertemu dengan Managing Director IMF ini berkali-kali saya sampaikan 96 negara masuk pasien. Anggota ADB 57 negara, 32 negara kondisi keuangan fiskalnya juga sangat berat," sebut Jokowi. Meskipun banyak negara mengalami penurunan ekonomi, Jokowi menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2023, ekonomi Indonesia tumbuh dengan baik. Pertumbuhan ekonomi setiap kuartal berada di kisaran 5%, jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan global yang hanya sebesar 2,9%. Selain itu, tingkat inflasi juga berhasil dijaga pada angka 2,86%, jauh lebih rendah dari rata-rata inflasi global yang mencapai 7,2%. Penyerapan tenaga kerja juga mengalami peningkatan pesat, dengan penambahan 4,5 juta orang yang terserap dalam pasar tenaga kerja dari Agustus 2022 hingga 2023. Indeks Purchasing Management Index (PMI) sektor manufaktur pada November 2023 juga masih menunjukkan ekspansi dengan angka 51,7%. Lebih lanjut, neraca perdagangan Indonesia juga mencatat surplus selama 43 bulan berturut-turut. Indeks keyakinan konsumen pada bulan November juga berada pada angka 123,6, menunjukkan kepercayaan yang kuat dari masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia.


Video Terkait:

Tidak ada komentar