Perubahan Iklim Global Mengancam Hutan Amazon
Foto Ilustrasi sumber: www.liputan6.com |
Keberdampakan Kekeringan Ekstrem Terhadap Hutan Amazon dan Penduduknya
Hutan Amazon berubah akibat perubahan iklim global. Kawasan paru-paru dunia ini mengalami kekeringan ekstrem hingga fungsi hutannya terdegradasi.
Menurut Prof Ronny Rachman Noor, seorang pakar genetika ekologi dari IPB University, kekeringan ekstrem yang menimpa Amazon tidak hanya berdampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan penduduk yang tinggal di kawasan tersebut. Sumber air dan pangan berkurang drastis, bahkan transportasi terganggu akibat sungai yang mengering. Prof Ronny menjelaskan bahwa kerusakan hutan Amazon akibat aktivitas manusia seharusnya dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Hilangnya keanekaragaman hayati dan hewan ini akan berdampak pada kelangsungan hidup generasi mendatang.
Aktivitas Manusia Sebagai Penyebab Utama Kehancuran Hutan Amazon
Prof Ronny juga mengungkapkan bahwa penyebab utama kehancuran ekosistem di hutan Amazon berasal dari aktivitas manusia. Kepentingan ekonomi jangka pendek dari perusahaan pertambangan besar, pertanian, dan peternakan menjadi motivasi utama dalam aktivitas ini. Dampaknya, penduduk asli yang hidupnya tergantung pada keberadaan hutan tropis ini menderita sengsara dan nestapa.
Kerusakan hutan dalam skala besar yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini dikombinasikan dengan kekeringan, menjadikan hutan Amazon sedang menghadapi kehancuran yang tidak akan pernah terpulihkan. Prof Ronny menyatakan bahwa pada tahun 2015, hutan Amazon terkena kekeringan parah yang berakibat pada kematian massal 2,5 miliar pohon, tanaman lain, dan satwa liar.
Titik Kritis Hutan Amazon
Prof Ronny menjelaskan bahwa dengan tingkat deforestasi hutan Amazon mencapai 25 persen dan peningkatan suhu rata-rata periode pra-industri, hutan ini sudah berada dalam keadaan yang kritis. Saat ini, 17 persen hutan Amazon telah hilang dan suhu global berada di atas suhu pra-industri.
Menurut Prof Ronny, data empiris menunjukkan bahwa kekeringan ekstrem tahun ini telah memicu kebakaran hutan yang tidak terkendali akibat pembukaan lahan yang tidak terkendali. Tingkat kematian satwa liar, seperti lumba-lumba yang menghuni danau di Amazon, juga meningkat akibat suhu air yang mencapai 40,9 derajat Celcius.
Video Terkait:
Tidak ada komentar
Posting Komentar