Teknologi Wolbachia sebagai Upaya Penanganan Demam Berdarah Dengue
Foto Ilustrasi sumber: majalah.tempo.co |
Kemenkes Menyiapkan Teknologi Wolbachia Untuk Mengatasi DBD
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) sedang mempersiapkan teknologi nyamuk ber-wolbachia sebagai cara baru untuk mengatasi permasalahan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri wolbachia dapat mengurangi kasus dan tingkat keparahan DBD. Teknologi wolbachia ini disebut mampu mengurangi kasus DBD sebanyak 77,1 persen dan tingkat rawat inap hingga 82,6 persen.
Metode Wolbachia Tetap Beriringan dengan Fogging
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, menjelaskan bahwa metode penanganan DBD dengan wolbachia tidak akan menggantikan upaya-upaya yang telah ada. WHO Vector Control Advisory Group juga telah merekomendasikan wolbachia sebagai salah satu bentuk penanganan DBD. Metode fogging tetap dapat dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu, seperti pada wilayah yang telah mengalami wabah DBD.
Wolbachia Hanya Cocok untuk Daerah Padat Penduduk
Dr. Imran juga menjelaskan bahwa metode wolbachia tidak cocok untuk semua daerah. Inovasi ini hanya efektif dilakukan pada daerah yang padat penduduknya. Hal ini perlu diperhatikan agar efektivitas wolbachia tetap terjaga. Nyamuk Aedes aegypti cenderung tidak aktif terbang jauh, sehingga metode wolbachia kurang efektif jika kepadatan penduduk rendah dan jarak antara rumah terlalu jauh. Keberhasilan metode ini tergantung pada keberadaan nyamuk ber-wolbachia yang harus bertemu dengan nyamuk lain untuk bereproduksi.
Video Terkait:
Tidak ada komentar
Posting Komentar