Gibran Masih Ngantor di Solo, padahal Siang Ada Agenda Pemeriksaan Bawaslu Jakpus

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, masih terus menjalankan tugasnya sebagai Wali Kota Surakarta di tengah persiapan agenda pemeriksaan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Pusat. Gibran, yang juga mencalonkan diri sebagai calon walikota DKI Jakarta, terlihat tidak terganggu dengan kegiatan kampanye dan tetap fokus dalam menjalankan tugas pemerintahannya.

Meski terlihat sibuk dengan jadwal padat, Gibran memastikan bahwa ia akan hadir dalam agenda pemeriksaan yang telah dijadwalkan oleh Bawaslu Jakarta Pusat. Hal ini menunjukkan komitmennya dalam mengikuti proses hukum yang berlaku dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Bawaslu terkait dugaan pelanggaran peraturan kampanye.

Sebagai seorang pemimpin daerah yang bertanggung jawab, Gibran telah meluangkan waktu untuk bekerja di kantor Wali Kota Surakarta, meskipun berada dalam posisi yang berpotensi mengalami tekanan dan tuntutan dari berbagai pihak. Keputusannya untuk tetap fokus pada pekerjaannya sebagai Wali Kota Surakarta menunjukkan keseriusan dan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang pemimpin yang terpilih oleh masyarakat.

TKD Prabowo-Gibran Akui Relawan yang Pasang Baliho di Monumen Welcome to Batam

Tim Kampanye Daerah (TKD) Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengakui bahwa pemasangan spanduk dan baliho di Monumen Welcome to Batam dilakukan oleh relawan mereka. Pihak TKD menyampaikan permintaan maaf dan berjanji untuk segera merapihkan dan menghapus spanduk dan baliho tersebut.

Pasangan Prabowo-Gibran juga menegaskan bahwa mereka tidak pernah memberikan izin atau membayar biaya untuk pemasangan spanduk dan baliho di lokasi tersebut. Menurut mereka, pemasangan tersebut dilakukan secara mandiri oleh para relawan sebagai bentuk dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah 2020.

Polemik Sudirman Said dan Ahmad Ali, NasDem: Tak Ada Respons Senewen dari Surya Paloh

Polemik antara Sudirman Said, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dengan Ahmad Ali, politisi NasDem, tidak mendapatkan respons yang berarti dari Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Meskipun ada perbedaan pendapat di antara kedua politisi tersebut, Partai NasDem menilai bahwa hal ini bukanlah masalah yang besar dan tidak akan mempengaruhi kestabilan partai.

NasDem mempertegas posisinya sebagai partai yang heterogen dan terbuka untuk beragam pendapat dari anggotanya. Partai ini menghargai kebebasan berpendapat dan menekankan pentingnya dialog dan diskusi yang sehat dalam mencapai solusi terbaik untuk menghadapi berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini. Respons terhadap polemik antara Sudirman Said dan Ahmad Ali menunjukkan bahwa partai ini tidak terjebak dalam respons senewen atau tergesa-gesa dalam mengambil tindakan.