Aksi Protes Warga Jogja di Depan KPU DIY Terkait Pemilu 2024 - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Aksi Protes Warga Jogja di Depan KPU DIY Terkait Pemilu 2024

Aksi Protes Warga Jogja di Depan KPU DIY Terkait Pemilu 2024

Puluhan orang yang mengatasnamakan diri mereka Warga Jogja Pro Demokrasi menggelar sebuah aksi teatrikal di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bentuk protes atas pelaksanaan Pemilu 2024. Aksi ini dilakukan pada Selasa (20/4). Peserta aksi memerankan para murid SD Negeri Koplak yang tidak pandai berhitung, sementara satu orang berperan sebagai guru. Mereka menggelar aksi yang diberi nama 'Sinau Matematika Bersama KPU' atau belajar matematika bersama KPU. Aksi ini bertujuan untuk menyuarakan perlawanan atas dugaan kecurangan dalam tahapan pelaksanaan pemilu dan pilpres 2024.


Aksi Protes Warga Jogja di Depan <a href='/search/label/KPU/?&max-results=7'>KPU</a> DIY Terkait Pemilu 2024
Ilustrasi: sumbarkita.id

Massa yang hadir dalam aksi ini disebut tidaklah partisan. Mereka melakukan aksi ini semata untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap kinerja KPU dan Bawaslu. Beberapa penyebab ketidakpuasan tersebut antara lain temuan kertas suara yang sudah dicoblos sebelum pemilu, kurangnya kertas suara, maraknya politik uang, dan dugaan kejanggalan dalam proses rekapitulasi penghitungan suara. Salah satu permasalahan yang diperhatikan adalah sistem rekapitulasi suara pemilu atau Sirekap yang diduga secara ajaib menaikkan suara pasangan calon tertentu, bahkan melampaui jumlah pemilih. Aksi ini juga sebagai bentuk keinginan untuk mengajari KPU menghitung suara pemilu dengan benar.


Agus Becak selaku koordinator acara menyampaikan tuntutan mereka kepada KPU. Mereka menuntut pemilu yang jujur dan adil sesuai dengan konstitusi. Jika terbukti adanya kecurangan, mereka mendesak agar pemilu diulang. Aksi teatrikal ini diakhiri dengan penyerahan buku pelajaran matematika secara simbolis kepada Ketua KPU DIY, Ahmad Shidqi. Ahmad mengapresiasi aksi ini dan menganggapnya sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam mengawal pemilu. Ia menekankan pentingnya perhatian masyarakat terhadap penyelenggaraan pemilu, bukan hanya saat pencoblosan, tetapi juga setelahnya.


HALAMAN SELANJUTNYA:

Tidak ada komentar