Daftar Nama Wali Songo dan Peran Mereka dalam Menyebar Islam
Wali Songo menjadi sosok yang berpengaruh menyebarkan agama Islam. Mereka berdakwah dari Cirebon, Demak, Kudus, Muria, Lamongan, Gresik hingga Surabaya. Mengutip buku Sejarah Wali Songo yang ditulis Zulham Farobi, Walisongo merupakan nama dewan dakwah atau dewan mubaligh, pergi atau wafat maka akan diganti oleh wali lainnya. Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi budaya Hindu-Budha di Nusantara, lalu diganti dengan kebudayaan Islam. Wali Songo juga disebut dengan simbol penyebaran Islam di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa juga pengaruhnya kepada kebudayaan masyarakat luas serta dakwah secara langsung.
Berikut nama-nama Wali Songo dan penjelasannya yang dilansir dalam Wali Songo: 9 Sunan oleh Noer Ai:
Syekh Maulana Malik Ibrahim memiliki nama lengkap Maulana Makdum Ibrahim as-Samarkandi, diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah. Versi lainnya Sunan Maulana Malik Ibrahim juga dikenal sebagai Syekh Maghribi atau Sunan Gresik ini berasal dari daerah Maghreb (Afrika Utara). Ada juga berpendapat dari Gujarat, dari Campa, bahkan berdasarkan baris kelima prasasti di makam Beliau, mengatakan Sunan Maulanan Malik Ibrahin dari Kashan, Iran. Sunan Maulanan Malik Ibrahin berdakwah dengan cara budi bahasa yang santun dan akhlak mulia, tidak menentang agama dan percayaan penduduk asli, karena cara-cara baik inilah banyak masyarakat yang tertarik dan masuk islam.
Sunan Ampel anak tertua Sunan Maulana Malik Ibrahim, menurut babad tanah Jawa, nama asli Sunan Ampel adalah Sayyid Ali Ramatullah, dengan nama semasa kecilnya Raden Rahmat. Sunan Ampel diperkirakan lahir pada tahun 1401 M, di Campa kerajaan Islam kuno di daerah Vietnam Selatan, versi lainnya di Kamboja, dan ada juga berpendapat Campa terletak di Aceh, sekarang bernama Jeumpa. Dilansir oleh Masykur Arif dalam buku berjudul Wali Sanga: Menguak Tabir Kisah Hingga Fakta Sejarah, jelaskan metode dakwah pertama Sunan Ampel unik dengan membuat kerajinan berbentuk kipas yang terbuat dari akar tumbuhan dianyam bersama rotan. Kemudian kipas tersebut diberikan kepada para penduduk secara gratis, dengan syarat harus mengucapkan dua kalimat syahadat. Para warga tampak senang menerima kipas itu, sebab akar yang dianyam bersama rotan bisa menyembuhkan mereka yang terkena penyakit batuk dan demam. Metode ini terus dilakukan Sunan Ampel, hingga dia berada di Desa Kembangkuning, lalu membuka hutan dan mendirikan masjid disana.
Sunan Bonang putra dari Sunan Ampel dan Dewi Condrawati, lahir tahun1465 M mempunyai nama asli Syekh Maulana Makdum Ibrahim. Hal ini dilansir dalam buku Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) yang ditulis Yoyok Rahayu Basuki. Cara dakwah Sunan Bonang dengan akulturasi budaya, penamaan unsur-unsur islami tanpa mengubah budaya atau kebiasaan masyarakat yang ada sebelumnya. Sunan Bonang juga menggunakan pertunjukan wayang dan permainan Gamelan Bonang untuk menarik perhatian warga sekitar dan menjadi media dalam berdakwah.
Sunan Drajat memiliki nama asli Raden Qasim dengan gelar Raden Syarifudin, lahir pada tahun 1470 M, anak kandung dari Sunan Ampel, serta saudara laki-laki Sunan Bonang. Sunan Drajat dikenal pemuda cerdas, ketika dewasa telah mendirikan pesantren Dalem Duwur, di Desa Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan. Metode dakwah Sunan Drajat mendirikan rumah penampuangan anak yatim-piatu atau orang yang tidak mempunyai rumah, kemudian perlahan berubah menjadi pesantren untuk menyebarkan Islam. Sunan Drajat suka memberikan solusi dalam kehidupan, nasehat-nasehat yang disesuaikan dengan ajaran Islam, serta menyebarkan Islam melalui kesenian seperti syair atau tembang-tembang yang diiringi alat musik tradisional.
Profil Sunan Giri yang dilansir oleh Alik Al-Adhim dalam buku berjudul Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, Sunan Giri lahir pada tahun 1442 M di Blanbangan, Jawa Timur. Sunan Giri putra Syekh Maulana Ishaq atau saudara kandung Sunan Gresik, dengan begitu Sunan Giri masih saudara sepupu dengan Sunan Ampel. Metode Dakwah Sunan Giri dengan menciptakan karya seni, seperti lagu berbahasa jawa Asmarandana dan Pucung, dan permainan anak-anak lir-ilir, cublak-cublak suweng.
Sunan Kudus putra dari Raden Ustman Haji dengan Syarifah. Nama asli Sunan Kudus adalah Ja'far Shodiq. Sunan Kudus memiliki gelar Waliyyul Ilmi karena memahami berbagai ilmu agama, seperti ilmu tauhid, hadis, ilmu fiqih, sastra mantiq, usul. Metode dakwah Sunan Kudus melalui kesenian, yaitu Gending Maskumambang dan, Mijil. Cara dakwah lainnya menggunakan simbol budha dalam arsitektur bangunan Masjid Menara Kudus, serta memanfaatkan seekor sapi yang diberi nama Kebo Gumarang.
Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Mas Said, beliau lahir tahun 1450 M merupakan putra dari Ki Tumenggung Wilatikta, dan ibunya Raden Mas Jumanten Retna Dumilah Nawangrum. Metode dakwah Sunan Kalijaga menjadi dalang dan menciptakan beberapa lakon pewayangan, berjudul Dewi Ruci, Jimat Kalimasada, Petruk Dadi Ratu. Serta membuat alat pacul sebagai pengolah tanah, ani-ani alat pemotong padi, dalam dunia seni Sunan Kalijaga membuat lagu berjudul Kidung Tengah Wengi, Lir-ilir, Sluku-Sluku Batok, dan Turi-Turi Putih.
Profil Sunan Muria yang ditulis oleh Yandi Irshad Badruzzaman dalam buku berjudul Tasawuf Dalam Dimensi Zaman : Definis, Doktrin, Sejarah,dan Dinamika keutamaan, dijelaskan bahwa nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Sa'id. Metode dakwah Sunan Muria sama seperti Sunan Kalijaga menyebarkan Islam melalui pendekatan budaya, seperti Sunan Muria suka menggelar lakon Carangan Dewa Ruci, Dewa Srani, Jamus Kalimasada, Begawan Ciptaning, Semar Ambrangan Jatur.
Sunan Gunung Jati mempunyai nama asli Syarif Hidayatullah atau Syarif Al-Kamil, lahir tahun 1448 M, oleh dari pasangan Syarif Abdullah Umdatudin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang atau Syarifah Mudaim. Metode dakwah Sunan Gunung Jati diantaranya Gamelan Sekaten atau Gamelan Syahadatan, masyarakat bila ingin menonton ini cukup bayar dengan dua kalimat syahadat "Ayshadu An-la ilaha illallah, Wa Ayshadu Anna Muhammadar Rasulullah".
Tidak ada komentar
Posting Komentar