Pasokan Beras Ramadan Terpenuhi, Harga Diprediksi Turun
Pemerintah memastikan pasokan beras saat bulan suci Ramadan tahun ini terpenuhi, bahkan harganya diprediksi turun karena stok akan melimpah seiring masuk masa panen raya padi.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, menuturkan, berdasarkan hukum pasar, jika pasokan barang melimpah, sementara permintaan sedikit, harga akan turun.
Ilustrasi: jabar.tribunnews.com |
"Dijamin pertengahan Maret pasti sangat aman, (Ramadan) sangat aman, nanti panen tiba kemudian yang realisasi impor ini masif, enggak datang semuanya," kata Susiwijono saat ditemui di acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Ia menegaskan, ketika panen raya pada Maret 2024 nanti sudah terlaksana, Pemerintah akan segera menggelontorkan pasokan beras ke seluruh daerah.
Ilustrasi: ruai.tv |
"Begitu stok tinggi, maka hukum pasarnya pasti harga turun dan pasokannya digelontorkan semuanya," ujarnya.
Susiwijono mengatakan, masalah utama beras langka dan mahal di ritel modern disebabkan adanya pergeseran masa tanam dan masa panen. Seharusnya masa tanam dilakukan pada September 2023, tetapi mundur menjadi Desember 2023, lantaran adanya perubahan iklim.
Ilustrasi: www.antarafoto.com |
Alhasil, mundurnya masa tanam tersebut juga berpengaruh terhadap masa panen padi, yang seharusnya panen bisa terjadi pada akhir Februari dan awal Maret 2024, justru diprediksi panen raya akan dimulai pada pertengahan Maret 2024.
Selain permasalahan masa tanam dan masa panen, minimnya stok beras dalam negeri juga dipengaruhi oleh telatnya impor beras masuk yang dilakukan Pemerintah.
Ilustrasi: apakabaronline.com |
"Tanam dan panen ini akan berpengaruh ke supply dan pasokan. Jadi, kunci masalah-masalah komoditas pokok itu dua, yakni pasokan dan harga. Untuk yang beras ini begitu kondisi di dalam negeri pasokannya telat, realisasi impornya juga belum datang masih banyak yang di jalan," ujar dia.
Tidak ada komentar
Posting Komentar