Vietnam Akan Mengalami Lonjakan Pertumbuhan Kekayaan Terbesar di Asia Tenggara
Ramalan baru muncul soal ekonomi Asia Tenggara. Salah satu negara di kawasan bisa menjadi "raja' baru. Vietnam disebut akan mengalami lonjakan pertumbuhan kekayaan yang paling tajam pada dekade mendatang seiring dengan statusnya sebagai "pusat manufaktur global". Negara Asia Tenggara ini diperkirakan akan mengalami peningkatan kekayaan sebesar 125% selama 10 tahun ke depan.
"Peningkatan kekayaan ini, terbesar di antara negara mana pun dalam hal PDB per kapita dan jumlah jutawan," kata laporan firma intelijen kekayaan global New World Wealth dan penasihat migrasi investasi Henley & Partners. "Vietnam adalah basis manufaktur yang semakin populer bagi perusahaan teknologi, otomotif, elektronik, pakaian dan tekstil multinasional," kata salah satu penelitinya Andrew Amoils.
Ilustrasi: investor.id |
Lokasi Vietnam yang strategis, berbatasan darat dengan China dan dekat dengan jalur perdagangan maritim utama, menjadi keunggulan lain. Belum lagi biaya tenaga kerja yang rendah, serta infrastruktur yang mendukung ekspor negara tersebut. "Semuanya telah mengubah Vietnam menjadi tujuan utama investasi internasional," kata McKinsey dalam sebuah laporan. Vietnam juga dianggap sebagai negara yang relatif aman dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik, terutama karena terdapat insentif tambahan bagi perusahaan untuk mendirikan operasi manufaktur di negara tersebut.
Sebenarnya pertumbuhan PDB Vietnam pada tahun 2023 melambat menjadi 5,05% dibandingkan dengan ekspansi sebesar 8,02% pada tahun 2022. Namun, PDB per kapita Vietnam telah meningkat 10 kali lipat dalam waktu 10 tahun, dari US$2.190 menjadi US$4.100. Foreign Direct Investment (FDI) ke Vietnam juga naik 32% dari tahun sebelumnya menjadi US$36,6 miliar di tahun 2023. Vietnam berkembang pesat dan banyak penduduknya merasakan manfaatnya.
Ilustrasi: ekonomi.bisnis.com |
Vietnam juga mendapat manfaat dari ketegangan perdagangan AS-China yang sedang berlangsung. Banyak perusahaan multinasional yang melakukan diversifikasi manufaktur ke Vietnam sebagai bagian dari strategi 'China plus satu', dan secara konsisten telah menyaksikan investasi asing langsung yang kuat dari perusahaan-perusahaan multinasional. Namun, risiko yang mungkin dihadapi Vietnam adalah resesi global yang berkepanjangan, yang dapat mempengaruhi sektor manufaktur dan ekspor negara tersebut.
Ilustrasi: ekonomi.bisnis.com |
Lebih banyak hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan dampak produktivitas dari penanaman modal asing, melalui kolaborasi yang lebih erat antara perusahaan asing dan perusahaan domestik. Dibutuhkan banyak hal untuk mempertahankan pertumbuhan Vietnam saat ini dan mengatasi risiko-risiko yang mungkin muncul.
Tidak ada komentar
Posting Komentar