Pada 7 Desember 1941, Jepang mengobarkan perang dengan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbor. Keberhasilan serangan ini membuat Jepang mengontrol wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dalam waktu kurang dari dua bulan, Jepang berhasil merebut Indonesia dari tangan Belanda. Pada 8 Maret 1942, Jepang secara resmi memulai pendudukan atas Indonesia setelah Belanda menyerah dan menandatangani Perjanjian Kalijati di Subang, Jawa Barat.

Salah satu motif utama Jepang dalam menginvasi Indonesia adalah untuk mendapatkan sumber daya alam bahan industri perang. Jepang sangat membutuhkan minyak bumi, timah, dan alumunium sebagai bahan baku utama dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya. Keberhasilan Jepang menguasai Indonesia memberikan akses langsung ke sumber daya alam tersebut.

Sebelum menyerang Pearl Harbor, hubungan antara Jepang dan Amerika Serikat sedang tidak baik. Ketegangan antara kedua negara ini dimulai akibat embargo perdagangan yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Jepang. Embargo ini dipicu oleh sikap agresif Jepang terhadap China, terutama setelah Jepang menginvasi Manchuria pada tahun 1930-an.

Pada tahun 1937, Jepang bertanggung jawab atas Pembantaian Nanking dan kekejaman lainnya di China. Peristiwa ini membuat Amerika Serikat menjatuhkan sanksi berupa embargo perdagangan terhadap Jepang. Dengan harapan tanpa akses terhadap uang dan barang, terutama pasokan penting seperti minyak, Jepang akan sulit untuk melanjutkan ekspansinya.

Meskipun mendapat tekanan dari Amerika Serikat, Jepang justru semakin bertekad untuk menyelesaikan masalah ekonomi dan demografinya dengan menggencarkan ekspansinya. Setelah berhasil menghancurkan armada Amerika Serikat di Pasifik dengan serangan Pearl Harbor, Jepang melanjutkan invasinya ke Asia Tenggara. Dengan menguasai Vietnam, Laos, Kamboja, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Jepang dapat mengendalikan sumber daya alam yang melimpah di wilayah tersebut.

Pada bulan Januari 1942, Jepang mulai mendarat di Indonesia. Mereka pertama kali mendarat di Tarakan, Kalimantan Utara, yang merupakan wilayah dengan sumber daya minyak yang melimpah. Setelah itu, Jepang melanjutkan serangannya ke Balikpapan, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, dan Palembang. Selain kekayaan sumber daya alam, Jepang juga memiliki tujuan lain dalam menginvasi Indonesia, yaitu memasarkan produk-produk buatan mereka dan menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk barang-barang manufaktur Jepang.