Tips Menjaga Kesehatan Ginjal agar Kualitas Hidup Terjaga
Ilustrasi: www.beritasatu.com |
Organ ginjal memiliki begitu banyak fungsi pada sistem kehidupan manusia. Karenanya, tiga hal penting perlu diketahui untuk menghindari pemburukan kinerja ginjal, agar kualitas hidup dan dampak masalah bagi keluarga dapat dihindari.
Ilustrasi: herminahospitals.com |
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Ginjal Hipertensi, DR. dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked(PD), Sp.PD-KGH, FINASIM dari Siloam Hospitals Dhirga Surya Medan, partisipasi aktif dan pemahaman yang baik guna menjaga kesehatan pasien perlu dibangun agar kualitas hidup terjaga. "Partisipasi aktif ini dimulai dengan deteksi dini fungsi ginjal, sekaligus membangun komunikasi, yaitu pasien, dokter, dan keluarga yang mendampingi. Karena jika penyakit ginjal kronis telah memasuki stadium akhir, yaitu pada stadium 4 dan stadium 5, maka butuh usaha keras, biaya besar, dan kesabaran yang tinggi saat menjalani terapi agar kualitas hidup layaknya orang sehat tetap terjaga", tutur Riri Andri Muzarti melalui bincang sehat secara live di aplikasi Instagram Siloam Hospitals Medan.
Disampaikan dokter Riri Andri dihadapan puluhan nitizen yang mengikuti jalannya edukasi, pemahaman yang baik perlu dibangun pada pasien dan keluarga mengenai cara menjaga kesehatan seutuhnya meski telah menjalani cuci darah seumur hidup. Hal itu terkait pemahaman tentang penyakit ginjal, mengatur diet yang baik, cara minum obat secara teratur, cara menjalani terapi, serta beraktivitas fisik sesuai kondisi tubuh. "Keluarga yang mendampingi ikut berperan penuh agar kualitas hidup pasien terjaga secara normal dan sehat, yakni beri dukungan aktif dan efektif, dan tentunya juga bagi pasien, yang harus secara teratur menjalani terapi dan menjaga pola makan secara benar sesuai kondisi tubuh", ungkap Riri menjelaskan.
Ilustrasi: phoenix201.blogspot.com |
Penderita gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronis, terutama pada stadium lanjut, membutuhkan terapi pengganti ginjal, salah satunya adalah terapi cuci darah. Pada gagal ginjal akut, terapi cuci darah dapat dilakukan beberapa kali (sementara). Hal tersebut berbeda dengan penyakit ginjal kronis tahap akhir yang harus menjalani terapi cuci darah (Hemodialisis) sepanjang waktu guna menjaga kualitas hidup sang pasien. "Karena itu, pengelolaan pasien dengan penyakit ginjal kronis mesti komprehensif, dimulai dari aspek medis, pertimbangan penilaian harapan hidup, tujuan, hingga target pengobatan pasien", tutur Riri Andri Muzasti mengingatkan.
Ketika ginjal mengalami gangguan, akan terdapat beberapa gejala umum yang akan dirasakan oleh penderita penyakit ginjal, di antaranya adalah: mual dan muntah, kulit gatal-gatal, tubuh terlihat pucat dan lemas. Selain timbulnya sesak nafas, beberapa bagian tubuh akan terlihat bengkak akibat mengumpulnya cairan tubuh yang disebabkan ginjal tidak mampu mengeluarkan urin. Untuk mendiagnosis penyakit ginjal, dokter akan melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan urin, serta tes pencitraan seperti USG, CT scan, dan MRI jika diperlukan. Dalam beberapa kasus, biopsi ginjal juga dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab dan diagnosis pasti penyakit ginjal.
Ilustrasi: www.halodoc.com |
Adapun pengobatan penyakit ginjal tergantung dengan penyebabnya. Ada beberapa cara mengobatinya seperti mengubah gaya hidup, obat-obatan, terapi pengganti ginjal seperti cuci perut (peritoneal dialisis) atau cuci darah (hemodialisis), dan yang paling efektif adalah dengan melakukan transplantasi ginjal. Untuk mencegah penyakit ginjal, penting untuk menjaga pola makan yang sehat, menghindari konsumsi alkohol dan merokok, rutin berolahraga, dan mengontrol tekanan darah dan kadar gula dalam darah. Selain itu, menghindari penggunaan obat-obatan yang berlebihan dan mengikuti anjuran dokter juga dapat membantu mencegah penyakit ginjal.
Tidak ada komentar
Posting Komentar