Harga Minyak Terancam Terbang dan Rupiah Melemah, Ancaman Subsidi BBM
Illustration: cnbcindonesia.com |
Harga Minyak Mentah Meningkat
Harga minyak mentah terancam terbang setelah konflik Israel vs Iran memanas. Harga minyak brent pada penutupan perdagangan pekan ini mencapai US$ 90,45 per barel, sedangkan harga minyak WTI tercatat US$ 85,66 per barel. Harga minyak bergerak di level tertingginya dalam enam bulan terakhir. Harga tersebut sudah jauh di atas harga Indonesia Crude Price (ICP) di APBN 2024 yang ditetapkan sebesar US$ 82 per barel. Dengan demikian, harga minyak diperkirakan akan terus naik begitu perdagangan internasional dibuka pada Senin mendatang.
Rupiah Melemah
Rupiah juga mengalami pelemahan, terancam melemah ke level psikologis Rp 16.000. Pada penutupan perdagangan terakhir sebelum Lebaran, rupiah berada pada posisi Rp 15.840. Nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini telah mencapai Rp 15.678 per US$1, melampaui asumsi makro nilai tukar di APBN 2024 yang ditetapkan Rp 15.000. Data inflasi Amerika Serikat (AS) yang meningkat menjadi 3,5% pada Maret 2024 juga menjadi faktor penurunan nilai tukar rupiah. Hal ini membuat dolar menjadi buruan dan mengakibatkan indeks dolar mencapai level tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Ancaman Subsidi BBM
Kenaikan harga minyak dan pelemahan rupiah berpotensi mempengaruhi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baik subsidi maupun non-subsidi. Kedua faktor ini juga akan berdampak pada anggaran BBM, mengingat harga minyak dan nilai tukar rupiah menjadi dasar perhitungan alokasi anggaran. Jika harga minyak terus naik dan rupiah melemah, pemerintah akan dihadapkan pada pilihan sulit antara menaikkan harga BBM subsidi atau mempertahankan harga BBM tetapi anggaran berisiko defisit. Pemerintah sendiri menaikkan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu yang menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS).
Monitoring Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Subsidi BBM
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah terus memonitor pergerakan rupiah yang terus melemah. Namun, kebijakan subsidi BBM tidak ditentukan berdasarkan pergerakan harian, melainkan harus dilihat dalam jangka menengah. Meskipun demikian, dampak pelemahan rupiah terhadap subsidi BBM tetap menjadi perhatian pemerintah.
Tidak ada komentar
Posting Komentar