Katak Ultrasonik: Hewan Kecil dengan Suara yang Tak Terdengar Manusia - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Katak Ultrasonik: Hewan Kecil dengan Suara yang Tak Terdengar Manusia

Katak Ultrasonik Hewan Kecil dengan Suara yang Tak Terdengar Manusia
Illustration: inet.detik.com

Kemampuan Katak Ultrasonik dalam Meneriakkan Suara


Jakarta - Meski ukurannya kecil, katak yang satu ini memiliki kemampuan luar biasa dalam meneriakkan suara ultrasonik yang tidak terdengar oleh manusia. Namanya adalah Haddadus binotatus, atau dikenal dengan leaf litter, ukurannya hanya bisa mencapai 64 mm (2,5 inch). Katak yang ada di Amerika Selatan ini pertama kalinya tercatat menangis dalam frekuensi yang tak terdengar manusia. Akan tetapi, bagi hewan lain yang mampu mendengarnya, suara ini akan terasa tidak menyenangkan. Katak leaf litter akan mengeluarkan suara ultrasonik ini ketika dalam ancaman. Karena tidak melawan saat diserang, mereka hanya mampu berteriak untuk melakukan pertahanan diri.


Teriakan Ultrasonik sebagai Pertahanan Diri


Melansir ScienceAlert, teriakan tersebut merupakan bagian dari keseluruhan rangkaian perilaku defensif, di mana katak akan melengkungkan punggungnya sambil mengangkat bagian depan tubuhnya. Kemudian, mulutnya akan menganga. Manusia hanya dapat mendengar suara sekitar 20 kilohertz atau kurang. Sementara suara katak itu memiliki kisaran antara tujuh hingga 44 kilohertz. Diperkirakan, tak cuma leaf litter yang melakukan teriakan saat membela diri, katak lainnya juga mampu bersuara dalam frekuensi tersebut.


Potensi Panggilan Darurat untuk Predator


"Beberapa predator potensial amfibi, seperti kelelawar, hewan pengerat, dan primata kecil, mampu mengeluarkan dan mendengar suara pada frekuensi ini, yang tidak bisa dilakukan manusia," kata ahli ekologi perilaku Ubiratã Ferreira Souza, dari State University of Campina di Brasil."Salah satu hipotesis kami adalah bahwa panggilan darurat ditujukan kepada beberapa (hewan) ini, namun bisa juga pita frekuensi yang luas bersifat generalis dalam arti bahwa pita frekuensi tersebut seharusnya menakuti sebanyak mungkin predator," lanjutnya.


Keanekaragaman Amfibi di Brasil


"Mengingat fakta bahwa keanekaragaman amfibi di Brasil adalah yang tertinggi di dunia, dengan lebih dari 2.000 spesies yang dideskripsikan, tidak mengherankan jika katak lain juga mengeluarkan suara pada frekuensi ini," ungkap ahli ekologi State University of Campina Mariana Retuci Pontes. Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal acta etologica.




Tidak ada komentar