Saham AS Rontok Akibat Kekhawatiran Inflasi dan Geopolitik - xwijaya

Tidak menemukan artikel? cari disini



Saham AS Rontok Akibat Kekhawatiran Inflasi dan Geopolitik

Saham AS Rontok Akibat Kekhawatiran Inflasi dan Geopolitik
Illustration: cnbcindonesia.com

Turunnya Saham AS


Saham AS mengalami penurunan pada akhir perdagangan Jumat (12/4/2024) dikarenakan kekhawatiran akan inflasi dan geopolitik yang melemahkan sentimen investor di Wall Street. Indeks Dow Jones turun 475.84 poin atau 1.24% menjadi 37,983.24, S&P 500 anjlok 1.46% menjadi 5,123.41, dan Nasdaq Composite Index turun 1.62% menjadi 16,175.09. Bahkan pada satu titik di sesi perdagangan, Dow bahkan turun hampir 582 poin atau 1.51% dan S&P 500 turun sebanyak 1.75%.


Turunnya Saham Bank-Bank Besar


Penurunan saham juga dirasakan oleh bank-bank besar. Saham JPMorgan Chase turun lebih dari 6% setelah mengumumkan hasil kuartal pertamanya. Bank tersebut mengatakan bahwa pendapatan bunga bersih, yang merupakan ukuran utama dari aktivitas pinjaman, mungkin sedikit lebih rendah dari perkiraan para analis Wall Street pada tahun 2024. CEO Jamie Dimon juga memperingatkan tentang tekanan inflasi yang terus-menerus membebani perekonomian. Saham Wells Fargo tergelincir 0.4% setelah melaporkan angka kuartalan terbarunya, sementara saham Citigroup turun 1.7% meskipun membukukan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan.


Kenaikan Harga Minyak dan Ketegangan di Timur Tengah


Harga minyak terus naik akibat laporan bahwa Israel sedang mempersiapkan serangan langsung oleh Iran akhir pekan ini. Hal ini menyebabkan peningkatan ketegangan terbesar di kawasan sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober lalu. Harga minyak mentah AS tetap stabil di angka US$ 85.66 per barel setelah naik di atas US$ 87. Kondisi ini juga dipicu oleh data impor AS yang menambah kekhawatiran terhadap inflasi dan memberikan tekanan pada pasar.


Kekhawatiran Inflasi dan Sentimen Konsumen


Konsumen juga semakin khawatir terhadap tekanan inflasi yang terus berlanjut. Indeks sentimen konsumen untuk bulan April berada di angka 77.9, di bawah estimasi konsensus Dow Jones sebesar 79.9, menurut Survei Konsumen Universitas Michigan. Ekspektasi inflasi tahun depan dan jangka panjang juga meningkat, mencerminkan rasa frustrasi terhadap inflasi yang kaku.




Tidak ada komentar