Tiantong Project: Solusi Komunikasi di Daerah Bencana
Illustration: inet.detik.com |
Proyek Tiantong: Solusi Komunikasi di Daerah Bencana
Jakarta - Gempa bumi dengan magnitudo 8 yang terjadi di Sichuan, China, menginspirasi pemerintah China untuk membuat Tiantong Project. Proyek ini merupakan sistem satelit komunikasi yang bisa mengatasi masalah telekomunikasi di daerah yang mengalami bencana. Pasalnya, saat gempa bumi terjadi di Sichuan, jaringan komunikasi di banyak kota di China juga ikut terdampak. Untuk itulah pemerintah China mulai menjalankan proyek Tiantong, yang bertujuan untuk menyediakan akses komunikasi tanpa perlu bergantung pada sinyal seluler.
Tiantong: Terhubung dengan Surga
Tiantong punya arti "terhubung dengan surga", yang mengacu pada kisah Menara Babel di kitab Injil. Proyek yang digagas pada tahun 2008 ini sebenarnya sudah meluncurkan satelitnya sejak Agustus 2016, di mana mereka meluncurkan satelit Tiantong-1, dan kemudian diikuti peluncuran satelit ke-2 dan ke-3 pada 2020 dan 2021.
Jaringan Satelit Tiantong
Tiga satelit tersebut membentuk jaringan pada orbit geosynchronous di ketinggian 36 ribu km, mencakup seluruh Asia Pasifik, dari mulai Timur Tengah sampai Samudra Pasifik, demikian dikutip detikINET dari SCMP, Jumat (12/4/2024).
Konektivitas Ponsel dengan Satelit
Namun baru akhir September lalu ada ponsel yang mendukung konektivitas dengan satelit tersebut, yang dirilis oleh Huawei. Kemudian langkah Huawei itu diikuti brand ponsel China lain seperti Xiaomi, Honor, serta Oppo, yang menawarkan sambungan langsung ke satelit Tiantong. Produk-produk ini diminati oleh konsumen di China, penjualan ponsel Huawei tersebut diperkirakan sudah mencapai 10 ribu unit. Pemakaian satelit ini tidak gratis, namun biaya berlangganannya terbilang murah. Yaitu 10 yuan atau sekitar Rp 22 ribu perbulan. Pengguna bisa melakukan panggilan ke nomor manapun meski ponselnya tidak terhubung ke sinyal seluler.
Teknologi Pendukung Konektivitas Ponsel dengan Satelit
"Konektivitas langsung ke satelit untuk ponsel menjadi tren pengembangan baru, dan komunikasi satelit lambat laun akan menjadi populer untuk kalangan umum," tulis tim peneliti satelit dari China Academy of Space Technology, dalam makalah yang dipublikasikan dalam Aerospace Science and Technology.
Namun perlu diketahui, komunikasi ponsel dengan satelit ini sebelumnya dianggap tidak mungkin dilakukan, terutama dengan banyaknya jumlah ponsel yang aktif di Bumi. Pasalnya untuk bisa tertangkap di antena ponsel yang kecil, satelit perlu "menembakkan" sinyal yang sangat kuat. Saat ada banyak sinyal dengan gelombang kuat di bumi secara bersamaan, tiap sinyal itu akan saling menginterferensi dan mengganggu jalur komunikasinya, yang dikenal dengan passive intermodulation (PIM).
Masalah inilah yang kemudian bisa dipecahkan oleh tim peneliti dari proyek Tiantong tersebut dengan berbagai teknologi. Salah satunya adalah teknologi pendeteksi PIM yang paling sensitif, yang bisa menentukan lokasi terjadinya PIM. Hal ini membuat satelit bisa mendapatkan sensitivitas tangkapan sinyal yang sangat tinggi, dan bisa menangkap sinyal dari ponsel tanpa antena eksternal.
Tidak ada komentar
Posting Komentar